SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA BRIMOB DETASEMEN B PELOPOR
SATBRIMOB POLDA JATIM

Selain membagikan senjata, Polisi Surabaya juga giat melatih perang para pemuda dan rakyat dalam menghadapi serangan tentara sekutu. Mempersenjatai rakyat pejuang sekaligus gerakan pembinaan kemiliteran dan pelatihan tempur yang dipelopori oleh Kesatuan Polisi Istimewa ini secara langsung sangat berpengaruh hingga tersusunnya kesatuan-kesatuan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dari pembinaan kemiliteran dan pelatihan tempur tersebut membuat Jenderal TNI/AD Sukanto Sayidiman menyatakan, " Pak Jasin dan Pasukan Polisi Istimewa adalah guru dan pelatih kami." 

Dalam perkembangannya, saat terjadi Agresi Militer II Belanda. Di Malang dibentuk 1 Batalyon MOB-BRIG KARESIDENAN MALANG (MBK) dibawah pimpinan Aip I H. S. Syamsuri Mertoyoso dengan kekuatan yang terdiri dari 2 Kompi senapan dan 1 Kompi Staf Batalyon. Kompi 1 dipimpin Aip I Sudarso berkedudukan di Ngajum Kepanjen Malang. Kompi II dipimpin Komandan Muda M Dasi Hadiwidjojo berkedudukan di Segaran
Bantur Malang. 

Kompi 3 dipimpin Komandan Polisi Musnadi berkedudukan di Tumpang Malang. Sedangkan untuk MAKO MBK berkedudukan di Ngembal Wajak Malang. Pada tanggal 27 Desember 1949 terjadi penyerahan kedaulatan, dengan ini pula terjadi perubahan komposisi MBK Malang. Konsolidasi berlanjut dengan berubahnya kedudukan MAKO masing- masing Kompi. Kompi 1 ditarik masuk Kota Malang, Kompi 2 meliputi wilayah 3 Kabupaten yaitu Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang, untuk Kompi 3 berkedudukan di Lawang. Seiring perkembangan situasi, pada bulan Mei 1951 terjadi konsolidasi kembali. Dari 3 Kompi MOB-BRIG dilebur menjadi 1 Kompi dan berubah nama menjadi Kompi 5111 MOB-BRIG Rayon Malang yang dipimpin AIP I Syamsuri Mertoyoso. Sebagian personil yang tidak tergabung dalam peleburan Kompi 5111 di pindah tugas ke Polisi Dinas Umum. Karena kebutuhan yang mendesak akan kekuatan MOB-BRIG, maka diadakan pemekaran kembali dan pembentukan Batalyon baru. Dari Kompi 5111 dibentuk kembali Batalyon 412 dengan kekuatan yang terdiri dari 3 Kompi. Kompi A berkedudukan di Malang,Kompi B berkedudukan di Bondowoso, dan Kompi C berkedudukan di Surabaya.

Pada tanggal 17 September 1946, Kepala Kepolisian Republik Indonesia,  RS. Soekanto  Tjokrodiatmodjo,  memberi  kuasa  kepada Komisaris Polisi M. Jasin untuk melakukan berbagai usaha persiapan pembentukan Mobile Brigade. Berdasarkan Surat Perintah Kepala Muda Kepolisian No. Pol. : 12/78/91, menyatakan bahwa sejak tanggal 14 Nopember 1946, secara de jure (resmi) Mobile Brigade lahir, sebagai wujud penghargaan pimpinan kepada para pejuang dari anggota Polisi Pasukan Istimewa yang telah gugur sejak 14 Nopember 1945. 
       Setelah pembentukan Mobrig tanggal 14 Nopember 1946, di setiap karesidenan kemudian dibentuk Mobile Brigade Karesidenan (MBK) berkekuatan satu kompi, dengan jumlah personel kurang lebih 100 orang dan dipimpin oleh seorang komandan kompi dengan pangkat Inspektur Polisi Tk.I dan Inspektur Polisi Tk.II. Dimana persenjataan yang digunakan antara lain berupa US Carabine, mitralyur, pistol dan lain-lain. Kedudukan MBK berada di ibu kota karesidenan. Administrasi organisasi dan taktis operasionalnya berada di bawah kepala polisi karesidenan.




to be continue


















Komentar

Postingan Populer